JBlogs---Siapa yang
tidak mengenal tokoh yang satu ini. Tentu sebagai pengikut Kristus tokoh ini
merupakan tokoh legenda. Mengapa demikian? karena satu-satunya manusia pertama
pembuat kapal besar adalah Nabi Nuh bahkan sebelum Titanic dibuat, Nuh sudah
terlebih dahulu membuatnya. Meskipun peralatan pada zaman itu tidak secanggih
dengan zaman sekarang. Tentu jika pekerjaan membuat kapal besar di zaman
sekarang tidak sesulit yang
dialami oleh Nuh, meskipun peralatan nabi Nuh terbatas, namun dia memiliki ALLAH yang tidak terbatas.
dialami oleh Nuh, meskipun peralatan nabi Nuh terbatas, namun dia memiliki ALLAH yang tidak terbatas.
Cerita tentang nabi Nuh,
mungkin sejak kecil kita sudah
mendengarnya. Baik melalui guru-guru
sekolah minggu, maupun buku-buku cerita tokoh-tokoh yang ada di dalam Alkitab, tentu salah satu tokoh yang diceritakan tersebut
adalah Nabi Nuh.
Yang membuat Jblogs merasa diberkati dan harus
membagikan kebenaran tentang seorang tokoh yang bernama Nuh, karena Nuh seorang
yang diistimewahkan oleh ALLAH. Nuh beroleh
kasih karunia, bahkan bukan saja pribadi Nabi Nuh yang mendapat kemurahan
Tuhan, melainkan keluarganyan juga. “Tetapi dengan
engkau Aku akan mengadahkan
perjanjian-Ku, dan engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan isterimu dan
isteri anak-anakmu. (Kej 6:18)
Adapun
melatarbelakangi mengapa ALLAH sampai menghapuskan manusia dari muka bumi
adalah kejahatan mereka yang besar. “Ketika
dilihat TUHAN, bahwa kejahatan
manusia besar di bumi dan bahwa segaka kecenderungan hatinya selalu membuahkan kejahatan
semata-mata (Kej :6:5. Hal ini membuat ALLAH sebagai Sang pencipta
menyesal dan memilukan hati-Nya. Kehendak ALLAH ingin menghapuskan semua
manusia dari muka bumi, tentu adalah hak mutlak-Nya ALLAH, sehingga tidak ada
satupun manusia dapat membatalkan kehendak-Nya, namun sangat menarik adalah
salah seorang yang hidup di zaman yang mampu mendapat kepercayaan bahkan kasih
karunia ALLAH bukan saja berlaku pada Nuh pribadi tapi beserta keluarganya.
Kejadian 6:8 “Ketika manusia itu mulai bertambah banyak
jumlahnya dimuka bumi ini, dan bagi mereka lahir anak-anak perempuan, Tetapi Nuh mendapat kasih karunia di mata Tuhan”. Menariknya
adalah Nuh menjadi manusia yang sangat spesial di zaman itu.
Tentu ketika
kita beroleh sesuatu yang spesial atau perhatian khusus dari atasan atau
pimpinan kita, itu menjadi kebanggan bagi kita, bahkan jika disebuah
perusahaan, kita memperoleh keistimewaan oleh pemilik perusahaan menjadi
seorang pemimpin diperusahaantersebut, tentu hal ini membuat kita berbangga
diri. Apalagi kasih karunia dimata Tuhan yang empunya hidup ini, pastilah kita
lebih berbangga lagi. Pertanyaannya adalah mengapa Nuh ini mendapat kasih
karunia dimata Tuhan?, Apa yang membuat ALLAH sampai-sampai mengaruniakan
kasih-Nya itu kepada Nuh dan keluarganya itu.
Jika kita
dikehidupan sehari-hari, bilamana kita dipercayakan dan dikasihi oleh atasan,
tentu bisa jadi karena kita memliki kontribusi atau produksi yang lebih baik
diantara banyaknya karyawan-karyawan lainnya. Atau kita memiliki kinerja yang
sangat membanggakan atasan atau pimpinan kita, lewat prestasi-prestasi yang
kita raih tentu melalui kerja keras dan usaha kita. Namun Nuh disini saking
istimewahnya di mata Tuhan, dia dan keluarganya diselamatkan dari kebinasaan.
Nah apa yang membuat Nuh mendapat kasih karunia ALLAH?
1. Benar dimata Tuhan
Kejadian 6:9 “
inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang
yang benar dan tidak bercela di
antara orang-orang sezamannya;dan Nuh itu hidup bergaul dengan Allah.
Kejadian 7:1 Lalu
berfirmanlah TUHAN kepada Nuh: “masuklah kedalam bahtera itu, engkau dan seisi rumahmu,
sebab engkaulah yang Kulihat benar
dihadapan-Ku diantara orang zaman ini . Kejadian
7 Ayat 1 ini, adalah perkataan Tuhan langsung kepada Nuh.
Tentu jika kita ingin dibenarkan dan menjadi benar
dimata orang yang mengasihi dan kita kasihi adalah suatu hal yang bisa dikatan
sangat bahagia, bagaimana orang tentu percaya akan jati diri kita. Nah, untuk menjadi
seorang yang benar dimata sesama manusia sangatlah sulit dan tidak mudah.
Mengapa demikian? karena standar dan penilaian masing-masing orang berbeda-beda. Baik yang dinilai, maupun yang menilai pasti memiliki sudut
pandang yang berbeda, lagipulai jika benar di hadapan Tuhan. Tentu standar
Tuhan sangat berbeda dengan standar yang ditetapkan atau ditetukan oleh
manusia. Karena itu jika kita membaca
ayat-ayat selanjutnya, manusia di zaman nabi Nuh, menilai Nuh ini gila
atau kurang waras. Dikarenakan sudut pandang dari segi mata jasmani mereka, bahwa
tidak mungkin seseorang membuat kapal atau bahtera dengan ukuran besar diatas
gunung. Biasanya pekerjaan seperti ini selalu dilakukan di pesisir panti atau minimal
letaknya berdekatan dengan bibir pantai, alasannya ketika kapal atau perahu itu selesai
dibuat, maka untuk menariknya ke laut itu sangat gampang dan mudah. Namun nuh
berbeda, karena Nuh memandang denganb kacamata iman. Bisa saja Nuh membantah
atau mengelak akan arahan dan petunjuk Tuhan. Namunsekali lagi,Nuh adalah
seorang yang benar dimata Tuhan. Menariknya adalah Mengapa Nuh itu benar dimata
Tuhan, dan bagaimana hidup benar menurut
standarnya Tuhan?, jawabannya adalah pada
hidup sesuai kebenaran Firman ALLAH, sesuai cara-Nya
Allah, atau sesuai petunjuk-Nya Allah.
Yosua 1:8 “
Janganlah engkau lupa memperkatakan kitab taurat ini, tetapi renungkanlah itu
siang dan malam, supaya engkau bertindak hati-hati sesuai dengan segala yang
tertulis di dalamnya, sebab dengan demikian perjalananmu akan berhasil dan
engkau akan beruntung.
Bagaimana cara
hidup kita benar?
A.
Melakukan segenap perintah Tuhan dengan setia
diahapan Tuhan bukan dihadapan manusia.
“Dan kita menjadi benar,
apabilah kita melakukan
segenap perintah itu dengan setia dihadapan
TUHAN, Allah kita, seperti yang diperintahkan-Nya kepada kita
(Ulangan 6:25)
B. Hidup oleh Iman
Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah,
yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti tertulis: “orang benar akan hidup oleh iman” (Roma 1:17)
2. Tidak bercela/ tidak cacat
Nuh menjaga kekudusan dengan ALLAH. Ibrani
12:14 “ Berusahalah hidup damai dengan semua orang dan kejarlah kekudusan,
sebab tanpa kekudusan tidak seorangpun akan melihat Tuhan. Ayat ini berbicara batasan mengapa
kita tidak bisa berhubungan dengan ALLAH yaitu dosa sebagai penghalangnya.
Tentu maknanya juga bukan melihat ALLAH dengan langsung secara bertatap muka, namun
kita tidak bisa melihat visi yang Tuhan berikan dalam hidup kita, bahkan disni juga berbicara tentang mata
rohani kita menjadi buta dengan adanya dosa atau perbuatan tercela tersebut. Meskipun orang orang di zaman itu hidupnya bercela, namun Nuh tidak
terkontaminasi dengan keadaan karena Nuh memiliki konsistensi serta integritas
yang kuat hidup dalam kebenara Firman Tuhan
Nuh ibarat ribuan ikan di laut,
meskipun lingkungan atau airnya mengandung garam yang sangat tinggi, namun ikan
tersebut tetap rasanya tetap tawar.
3. Nuh bergaul dengan Tuhan
Kejadian 6:9 “
inilah riwayat Nuh: Nuh adalah seorang yang benar dan tidak bercela di antara
orang-orang sezamannya; dan Nuh itu hidup bergaul dengan
Allah.
Poin dua diatas yaitu hidup tidak bercela merupakan
pintu gerbang kita bisa bergaul dengan Allah. Mungkin di lingkungan sosial
banyak bergaul dengan banyak orang, tentu orang yang bergaul dengan kita, tau
persis siapa diri kita, dan sebaliknya. Namun dihadapan Tuhan kita harus hidup
kudus terlebih dahulu, bagaimana bisa dosa menyatu dengan kebenaran, justru hidup benar,
dan hidup tanpa tercela membuat kita dengan mudahnya bergaul karib dengan Tuhan
karena penghalang kita dengan Tuhan adalah dosa. Yesaya 59:2 “tetapi yang merupakan pemisah antara kamu
dan Allahmu ialah segala kejahatanmu,dan yang membuat Dia
menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga Ia tidak mendengar, ialah dosamu
Manfaat atau berkat yang kita terima, jika kita hidup
bergaul dengan Tuhan, yaitu ada hal-hal
yang tidak diberitahukan kepada orang lain, namun ALLAH justru memberitahukannya
kepada setiap mereka yang dekat bergaul karib dengan Tuhan. Contoh dalam Alkitab
yaitu Daniel dan Yusuf yang diberikan hikmat pengetahuan dalam menafsirkan
mimpi, meskipun ada ahli menafsirkan mimpi pada saaat itu. Hebatnya lagi,
Daniel dan Yusuf bukan saja memberitahukan arti mimpi saja, namun mimpi yang
dialami raja saat itu diungkapkannya.
4. Nuh dan keluarganya memiliki kehidupan yang
sama
Sahabat Jblogs meskipun alasan mengapa Tuhan
memberikan Anugerah kepada Isteri dan anak-anaknya Nuh tidak djelaskan pada
pembacaan kejadian 6:1-8, namun penulis tertarik ingin mencari tau kebenaran
dan jawabannya. Mari kita baca pada Kej
6:18 “Tetapi dengan engkau Aku akan
mengadahkan perjanjian-Ku, dan engkau bersama-sama dengan anak-anakmu dan
isterimu dan isteri anak-anakmu.
Disini berbicara mengenai kepala keluarga atau pemimpin keluarga yang berhasil.
Keberhasilan Nuh bukan saja dialami sendiri tapi juga dirasakan oleh Isteri dan
anak-anaknya serta menantunya. Ini yang membuat penulis mengkaji mengapa hal ini bisa terjadi,
padahal hanya Nuh yang dijelaskan dalam pembacaan tersebut. Sementara isteri
dan anak-anaknya tidak diceritakan seperti apa dan bagaimana mereka hidup,
apakah mereka hidup benar dihadapan Tuhan?, apakah mereka juga tidak bercela
seperti nuh? Ataukah mereka hidup bergaul karib dengan Tuhan.
Jawabannya ketika penulis mengikuti perjamuan Kudus di
Gereja Pantekosta di Indonesia (Gpdi Shalom), saat itu penulis mengambil roti
perjamuan kudus ternyata ada ayat di roti tersebut yang sangat-sangat
memberkati penulis yaitu Kisah Para Rasul 16: 31 Jawab mereka (Paulus
& Silas): “Percayalah kepada Yesus Kristus dan engkau akan selamat, engkau
dan seisi rumahmu”
Ayat pendukung lainnya
1 korintus7:14
Karena suami yang tidak beriman itu dikuduskan oleh isterinya dan isteri yang
tidak beriman dikuduskan oleh suaminya. Andaikata tidak demikian, niscaya
anak-anakmu adalah anak cemar, tetapi sekarang mereka adalah anak-anak kudus.
Kedua ayat tersebut seolah-olah menuliskan jika Suami
atau kepala keluarga yang memiliki kehidupan seperti Nabi Nuh, maka secara
otomastis meskipun kehidupan anak-anaknya
berbeda, dalam artian hidup tidak benar, catat/bercela, serta tidak bergaul
karib dengan Tuhan, akan diselamatkan oleh karena Nuh seorang. Tapi tidak
demikian, justru hanya Yesuslah satu-satuNya pribadi, yang bukan saja
menyelamatkan 1 orang tapi semua orang, namun kenyataanya tidak semua orang mau
diselamatkan bahkan menolak keselamatan itu.
Coba bandingkan Kis 16:31 dan 1 Korintus 7:14 dengan Yehezkiel 18:20 ”Orang yang berbuat dosa,
itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan
ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima
berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya.
(Ini Jawaban atas komentar
Farhat Abas mengatakan bahwa Orang tua Lukman Sardi tidak akan masuk Surga jika
anaknya murtad)
Bacaan pada Yehezkiel 18:20 menjelaskan bahwa perbuatan dosa
seseorang tidak bisa dilimpahkan atau ditanggung oleh orang lain. Sehingga 1
korintus7:14 dan KPR 16:31 sepertinya
kontradiksi atau bertentangan dengan Yehezkiel 18:20. Sebenarnya justru
disinilah jawabanya yaitu satu keluarga diselamatkan adalah faktor Nuh yang
berhasil mendidik, megajarkan, menjadi panutan serta contoh yang baik bagi
mereka, sehingga keberhasilan inilah yang membuat keluarganya (isteri,anak-anak
& menantu) juga diselematkan karena Nuh berhasil menularkan sesuatu yang
berharga sehingga keluarganya memperoleh keselamatan juga. Tentu keluarganya
sama seperti Nuh yaitu mendengarkan dan
mengikuti apa yang dikatahkan oleh ALLAH melalui Nuh . Inilah kunci satu orang
percaya sekeluarga diselamatkan. Cerita Nuh memiliki kesamaan dengan cerita
Firman Tuhan yaitu sodom dan gomora dimana Lot dan isterinya beserta
anak-anaknya bahkan juga calon menantu Lot ( 2 orang laki-laki) juga memperoleh
karunia yang sama dengan keluarga Nuh, tetapi menjadi pembedah adalah dua orang
calon menantu Lot justru menganggap
Firman Tuhan yang disampaikan oleh malaikat sebagai bahan olokan saja, bahkan isteri
Lot juga mengabaikan perintah Malaikat yang merupakan utusan ALLAH, untuk tidak
menoleh kebelakang. Disinlah pembeda antara keluarga Nuh dan Lot, sehingga
mengapa Tuhan memelihara kehidupan keluarga Nuh karena Nuh dan keluarganya
memiliki kehidupan yang sama.
JLD
JLD