Apakah saudara pernah mendengar apa yang sering di sebut orang sebagai "kisah cinta yang paling unik pada abad ke-XX ?" Kisah ini terjadi kurang dari lima puluh tahun yang lalu di negeri Inggris. Pada waktu itu yang menjadi raja Inggris adalah raja George V yang sudah cukup lanjut usianya. Putra mahkota yang tampan dan diharapkan untuk menggantikan kedudukan sang ayah ialah Pangeran dari Wales atau Prince of Wales. Sebagai putra mahkota, Prince of Wales tentu saja menjadi pusat perhatian orang di mana pun saja ia berada. Segala gerak-geriknya tidak luput dari pandangan umum, apalagi bagi para wartawan yang selalu giat menguber berita baru.
Oleh karena itulah maka perkenalan sang Pangeran dengan keluarga Ernest Aldrich Simpson tidak luput dari pembicaraan masyarakat Inggris. Perkenalan tersebut terjadi di istana kerajaan dan rupa-rupanya sang Pangeran menaruh rasa simpati yang besar kepada tuan dan nyonya Simpson yang berasal dari Amerika itu. Kejadian tersebut terjadi pada tahun 1931, dan persahabatan Prince of Wales dengan keluarga Simpson ternyata dijalin terus dengan erat. Pada tahun 1936, terjadilah keretakan di dalam tubuh keluarga Simpson dan Ny Wallis Warfield yang sebelum pernikahannya dengan tuan Simpson juga pernah menikah, kini ia menjadi seorang janda yang tidak terikat lagi kepada suaminya.
Ny. Wallis Warfield Simpson ini sebenarnya bukanlah seorang wanita yang cantik jelita; namun ia cukup anggun, luwes, kulitnya lembut dan rambutnya bagus. Nah, janda yang sudah bercerai dua kali ini justru memikat perhatian putra mahkota kerajaan Inggris, sehingga menimbulkan reaksi keras di kalangan masyarakat, yang tidak menyukai hubungan putra mahkota dengan janda itu. Pada tanggal 20 Januari 1936, baginda George V meninggal dunia, dan putra mahkota, Prince of Wales yang ketika itu berusia 42 tahun dicalonkan untuk menjadi raja menggantikan sang ayah dengan gelar Edward VIII. Penobatannya sebagai raja akan dilaksanakan pada bulan Mei tahun berikutnya, tetapi ada satu hal yang harus diputuskan oleh raja yang baru ini; pemerintahan yang dipimpin oleh perdana menteri, tokoh-tokoh keagamaan dan semua badan resmi di Inggris tidak menyukai rencana pernikahannya dengan Ny. wallis Simpson. Mereka menyatakan bahwa rakyat biasa, yang sudah dua kali bercerai, dan lagi orang Amerika (bukan Inggris) adalah tidak mungkin menjadi ratu Inggris. Keadaan menjadi cukup tegang........apakah yang akan terjadi? Raja harus memilih satu di antara dua: tetap menjadi raja Inggris dengan segala kemewahan dan kemuliannya atau menikah dengan Wallis Simpson yang berarti kehilangan tahtanya. Sungguh suatu pilihan yang berat bukan? Wallis yang pada waktu itu berada doi Perancis mengirimkan pesan kepada kekasihnya supaya ia mau mendengarkan pendapat masyarakat Inggris dan jangan meninggalkan tahta hanya karena dirinya. Tetapi, apakah yang diperbuat oleh Edward VIII ini ? Ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tahtanya............ya, melepaskan jabatan serta kedudukannya yang begitu tinggi sebagaia raja Inggris dan mengawini nyonya Wallis Warfield Simpson yang begitu dikasihinya. Semua orang menjadi terpukau. Sungguh besar pengorbanan yang diperbuat sang raja. Sungguh indah cinta kasih sang raja kepada calon istrinya. Pasangan yang berbahagia ini menikah pada tanggal 3 Juni 1937, dan setelah itu bekas raja itu ditunjuk dengan gelar Duke of Windsor. Mereka akhirnya memutuskan untuk tinggal di suatu tempat di pinggir kota Paris sambil melewatkan hidup mereka dengan tenteram dan bahagia. Saudara, sungguh tepat kalau orang menyebut kisah cinta raja Inggris dengan janda yang sudah 2 kali bercerai itu sebagai "kisah cinta yang paling unik pada abad itu", bukan ? Lihatlah pengorbanan dari sang raja yang demikian besarnya.
Namun masih ada satu kisah yang tak kalah uniknya dari kisah cinta raja Inggris itu. Hal ini diungkapkan di dalam surat 1 Yohanes 4:10, "Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus anakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita," Ini benar-benar adalah suatu berita yang sangat unik. Allah mengasihi manusia, kita semua, manusia yang penuh dengan dosa, yang tidak mau mengasihi Allah. Kalau raja Inggris megnasihi Ny. Wallis, itu masih dapat dimengerti karena Ny. Wallis juga mencintai sang Raja. Tetapi berita tentang Allah yang megnasihi kita, padahal kita sering kali hidup dalam kegelapan dan tidak mengasihi Allah, itu sesungguhnya adalah satu hal yang luar biasa. Jelas meskipun kia penuh dengan dosa, Allah tetap megnasihi kita. Dan buktinya Allah telah mengutus AnakNya yaitu Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia sebagai pendamai antara Allah danh manusia supaya ada satu hubungan yang mesra kembali antara manusia dengan Allah. Bagaimana caranya? Dengan memberikan keampunan dosa bagi manusia yang mau menerima kasih Allah ini. Allah mengasihi saudara. Sadarkah akan hal ini? Apakah saudara pernah memikirkan hal ini?
Oleh karena itulah maka perkenalan sang Pangeran dengan keluarga Ernest Aldrich Simpson tidak luput dari pembicaraan masyarakat Inggris. Perkenalan tersebut terjadi di istana kerajaan dan rupa-rupanya sang Pangeran menaruh rasa simpati yang besar kepada tuan dan nyonya Simpson yang berasal dari Amerika itu. Kejadian tersebut terjadi pada tahun 1931, dan persahabatan Prince of Wales dengan keluarga Simpson ternyata dijalin terus dengan erat. Pada tahun 1936, terjadilah keretakan di dalam tubuh keluarga Simpson dan Ny Wallis Warfield yang sebelum pernikahannya dengan tuan Simpson juga pernah menikah, kini ia menjadi seorang janda yang tidak terikat lagi kepada suaminya.
Ny. Wallis Warfield Simpson ini sebenarnya bukanlah seorang wanita yang cantik jelita; namun ia cukup anggun, luwes, kulitnya lembut dan rambutnya bagus. Nah, janda yang sudah bercerai dua kali ini justru memikat perhatian putra mahkota kerajaan Inggris, sehingga menimbulkan reaksi keras di kalangan masyarakat, yang tidak menyukai hubungan putra mahkota dengan janda itu. Pada tanggal 20 Januari 1936, baginda George V meninggal dunia, dan putra mahkota, Prince of Wales yang ketika itu berusia 42 tahun dicalonkan untuk menjadi raja menggantikan sang ayah dengan gelar Edward VIII. Penobatannya sebagai raja akan dilaksanakan pada bulan Mei tahun berikutnya, tetapi ada satu hal yang harus diputuskan oleh raja yang baru ini; pemerintahan yang dipimpin oleh perdana menteri, tokoh-tokoh keagamaan dan semua badan resmi di Inggris tidak menyukai rencana pernikahannya dengan Ny. wallis Simpson. Mereka menyatakan bahwa rakyat biasa, yang sudah dua kali bercerai, dan lagi orang Amerika (bukan Inggris) adalah tidak mungkin menjadi ratu Inggris. Keadaan menjadi cukup tegang........apakah yang akan terjadi? Raja harus memilih satu di antara dua: tetap menjadi raja Inggris dengan segala kemewahan dan kemuliannya atau menikah dengan Wallis Simpson yang berarti kehilangan tahtanya. Sungguh suatu pilihan yang berat bukan? Wallis yang pada waktu itu berada doi Perancis mengirimkan pesan kepada kekasihnya supaya ia mau mendengarkan pendapat masyarakat Inggris dan jangan meninggalkan tahta hanya karena dirinya. Tetapi, apakah yang diperbuat oleh Edward VIII ini ? Ia akhirnya memutuskan untuk meninggalkan tahtanya............ya, melepaskan jabatan serta kedudukannya yang begitu tinggi sebagaia raja Inggris dan mengawini nyonya Wallis Warfield Simpson yang begitu dikasihinya. Semua orang menjadi terpukau. Sungguh besar pengorbanan yang diperbuat sang raja. Sungguh indah cinta kasih sang raja kepada calon istrinya. Pasangan yang berbahagia ini menikah pada tanggal 3 Juni 1937, dan setelah itu bekas raja itu ditunjuk dengan gelar Duke of Windsor. Mereka akhirnya memutuskan untuk tinggal di suatu tempat di pinggir kota Paris sambil melewatkan hidup mereka dengan tenteram dan bahagia. Saudara, sungguh tepat kalau orang menyebut kisah cinta raja Inggris dengan janda yang sudah 2 kali bercerai itu sebagai "kisah cinta yang paling unik pada abad itu", bukan ? Lihatlah pengorbanan dari sang raja yang demikian besarnya.
Namun masih ada satu kisah yang tak kalah uniknya dari kisah cinta raja Inggris itu. Hal ini diungkapkan di dalam surat 1 Yohanes 4:10, "Bukan kita yang telah mengasihi Allah, tetapi Allah yang telah mengasihi kita dan yang telah mengutus anakNya sebagai pendamaian bagi dosa-dosa kita," Ini benar-benar adalah suatu berita yang sangat unik. Allah mengasihi manusia, kita semua, manusia yang penuh dengan dosa, yang tidak mau mengasihi Allah. Kalau raja Inggris megnasihi Ny. Wallis, itu masih dapat dimengerti karena Ny. Wallis juga mencintai sang Raja. Tetapi berita tentang Allah yang megnasihi kita, padahal kita sering kali hidup dalam kegelapan dan tidak mengasihi Allah, itu sesungguhnya adalah satu hal yang luar biasa. Jelas meskipun kia penuh dengan dosa, Allah tetap megnasihi kita. Dan buktinya Allah telah mengutus AnakNya yaitu Tuhan Yesus Kristus datang ke dunia sebagai pendamai antara Allah danh manusia supaya ada satu hubungan yang mesra kembali antara manusia dengan Allah. Bagaimana caranya? Dengan memberikan keampunan dosa bagi manusia yang mau menerima kasih Allah ini. Allah mengasihi saudara. Sadarkah akan hal ini? Apakah saudara pernah memikirkan hal ini?