Beberapa tahun yang lalu di Amerika Serikat pernah diadakan suatu sayembara untuk melukis tentang hal "damai" yang diikuti oleh berpuluh-puluh pelukis. Oleh pihak panitia mereka diberi keluasan untuk mencurahkan isi hati dan pikirannya dalam bentuk-bentuk lukisan yang menggambarkan tentang damai yang sejati. Para peserta berusaha sekuat tenaga untuk memenangkan sayembara itu sehingga panitia penyelenggara cukup sibuk menyeleksi lukisan manakah kiranya yang berhak mendapatkan penghargaan utama. Akhirnya setelah dipertimbangkan dengan seksama, panitia telah menentukan tiga buah lukisan yang layak untuk diberi penghargaan. Lukisan yang pertama menggambarkan seorang laki-laki sedang duduk setengah berbaring di bawah pohon yang rimbun di tepi sebuah anak sungai. Sebuah pancing terletak di tangannya dan topi jerami menudungi wajahnya dari terik sinar matahari. Udara cerah dan burung-burung berkicau nyaring. Semuanya kelihatan tenang dan damai sehingga laki-laki itu tertidur dengan lelap. Bukankah ini menggambarkan suatu suasana damai yang meyakinkan? Lukisan yang kedua menggambarkan suatu daerah pertanian yang sangat permai. Gunung-gunung yang hijau dan subur di latar belakang lukisan ini, dan sebuah rumah petani yang sederhana kelihatan di bagian depan lukisan ini. Tak ketinggalan panorama padang rumput yang hijau menyegarkan mata serta seekor lembu sedang asyik menikmati rumput yang segar itu. Tak jauh dari situ ada sebuah anak sungai kecil yang airnya demikian jernih dan menyegarkan. Angin bertiup sepoi-sepoi dan udara cerah segar. Semuanya diliputi damai yang mengesankan. Bukankah ini juga merupakan suatu gambaran yang sangat tepat mengenai damai? Lukisan yang ketiga ternyata menggambarkan damai itu dengan suatu cara yang sangat berlainan dengan dua pelukis yang terdahulu. Ia menggambarkan angin ribut yang sangat dahsyat. Sebatang pohon besar sedang diamuk angin yang tak mengenal belas kasihan. Hujan lebat disertai guntur sambung-menyambung memperburuk suasana yang memang sudah buruk. Di latar belakang dilukiskan langit yang gelap penuh awan yang tidak memberikan pengharapan yang pasti. Tetapi yang sangat mengesankan ialah bahwa di salah satu cabang dari pohon itu ada sebuah sarang burung yang didalamnya terdapat 2 ekor anak burung kecil yang sedang bersiul dengan mulut terbuka, menantikan kedatangan induknya yang biasa membawakan makanan untuknya. Begitu tenang dan sejahtera nampaknya kedua ekor anak burung itu; mereka tidak menhiraukan bahaya angin ribut yang menderu-deru itu. Setelah berunding dan mempertimbangkan segala sesuatunya panitia mengambil keputusan bahwa lukisan yang ketiga inilah yang mendapat penghargaan utama, sebab mereka berpendapat bahwa gambaran yang diberikannya itu sangat tepat melukiskan apa yang dimaksudkan dalam sayembara untuk melukiskan tentang hal damai itu. Banyak orang merasa heran dengan keputusan panitia ini dan meeka bertanya: Mengapa justru lukisan yang ketiga itu yang menjadi juara pertama? Panitia menjawab: Ya, karena kedua anak burung itu menunjukkan damai yang sejati. ditengah angin riut yang menggelora, mereka masih dapat terus berkicau dengan damainya. Setelah mendapat keterangan demikian, tak ada seorangpun yang menyangsikan keputusan panitia. Mereka yakin bahwa keputusan itu memang benar, sebab damai yang sejati hanyalah dapat dinyatakan di dalam keadaan seperti yang dilukiskan oleh lukisan yang ketiga itu. Bukankah kita sekalian juga sangat menginginkan rasa damai, sejahtera seperti yang digambarkan oleh kedua ekor burung di tengah badai yang dahsyat itu? Sering kali hati kita menjadi bimbang, risau serta gundah-gulana menghadapi keadaan di dalam dunia di mana kita hidup ini. Bahkan tidak jarang pula ada orang-orang yang mengambil keputusan nekad, membunuh diri oleh karena putus asanya sudah tidak tertahankan lagi. Di dalam koran kedaulatan rakyat beberapa waktu yang lalu ada berita mengenai seorang ayah berusia 40 tahun yang membunuh dirinya sendiri oleh karena menghadapi pengangguran yang tidak dapat diatasinya. Jelaslah kita sekalian membutuhkan damai, sejahtera dan ketentraman itu. Tuhan Yesus dalam Yohanes 16:33 telah mengatakan sebagai berikut: "Didalam dunia ini kamu merasai sengsara, tetapi tetapkanlah hatimu karena Aku telah mengalahkan dunia ini....... dan di dalam Aku kamu sentosa."
Matius 11:28 -----"Marilah kamu, hai yang berlelah dan menanggung berat, Aku akan memberikan damai dan sentausa kepadamu."
Matius 11:28 -----"Marilah kamu, hai yang berlelah dan menanggung berat, Aku akan memberikan damai dan sentausa kepadamu."