“Sebab aku telah memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa di antara kamu selain Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan.” 1 Korintus 2:2
Sebagai orang percaya, kita tidak bisa seenaknya menjalani kehidupan keKristenan kita. Menjadi seorang Kristen berarti pula menjadi pengikut Kristus dan “Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup.” (1 Yohanes 2:6). Dituntut sebuah komitmen dalam mengiring Kristus!
Akhir-akhir ini banyak orang Kristen tidak mengerti apa arti komitmen yang benar. Komitmen yang benar bukanlah berdasarkan apa yang manusia kehendaki dari kita, melainkan apa yang Tuhan kehendaki. Tuhan Yesus berkata, ”Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memilul salibnya dan mengikut Aku.” (Matius 16:24). Jadi, komitmen utama kita bukanlah pada diri sendiri, kepada pendeta, atau kepada suatu organisasi, melainkan kepada Tuhan Yesus Kristus. Orang yang memiliki komitmen kepada Tuhan Yesus akan berusaha melakukan yang terbaik bagi Dia dalam keadaan apa pun. Paulus adalah contoh orang yang memiliki komitmen luar biasa kepada Kristus; dia memutuskan untuk tidak mengetahui apa-apa selain tentang Kristus. Bahkan dengan tegas dia berkata, “....segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus,” (Filipi 3:8).
Kalau kita berkata bahwa Yesus adalah segala-galanya bagi kita, apakah benar-benar sudah terefleksi di dalam kehidupan kita sehari-hari? Ataukah hanya sekedar lips service? Kita mengaku berkomitmen penuh pada Tuhan Yesus, tetapi masih mencintai dunia ini dengan segala keinginannya; kita masih 'menggenggam' kuat-kuat harta kita dan tidak tergerak hati untuk memberi atau terbeban bagi pekerjaan Tuhan; kita melakukan segala sesuatu menurut keinginan kita sendiri dan ambisi pribadi lebih dari pada apa yang menjadi keinginan Tuhan. Berkomitmen pada Tuhan berarti harus menyerahkan segala sesuatu yang kita miliki dan seluruh hidup kita kepada kehendak dan rencana Tuhan.
Hendaklah kita melayani Tuhan dengan sepenuh hati, karena “...kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar.” 1 Korintus 6:20a