JBlogs-Bank BTN
Semester pertama ditahun 2015 menggelar BTN Property Expo 2015 dengan
menggandeng developer-developer yang ada di kota Palu. Di acara tersebut suku bunga
yangd ditawarkan cukup ringan 5% flat/tahun, dengan Uang muka 1%, untuk jenis rumah type 36, tentunya suku bunga ini
juga bantuan dari pemerintah lewat Kementerian Perumahan Rakyat dengan
menghadirkan rumah layak huni dengan cicilan ringan. Lewat event ‘Sejuta Unit
Rumah Untuk Rakyat” diharapkan para masyarakat luas yang ingin mendapatkan
perumahan dengan cicilan yang sangat ringan sesuai dengan rumah impian mereka.
Penulis sangat
terkesima dengan euforia masyarakat sulawesi tengah terhadap program BTN tersebut. Hasilnya ternyata peminatnya cukup
tinggi, ini menandahkan bahwa kebutuhan
akan rumah /kebutuhan papan, setara
dengan kebutuhan sangan dan pangan. Perlu kita ketahui bersama bahwa kebutuhan manusia dibedakan 3 jenis yaitu;
dengan kebutuhan sangan dan pangan. Perlu kita ketahui bersama bahwa kebutuhan manusia dibedakan 3 jenis yaitu;
1.
Kebutuhan Sandang adalah kebutuhan
pakaian (baju dan celana) yang akan melindungi tubuh dari panas, dingin,
hujan, atau sengatan matahari.
hujan, atau sengatan matahari.
2.
Kebutuhan Pangan adalah kebutuhan asupan
nutrisi sebagai bahan bakar atau sumber tenaga organ tubuh untuk aktivitas sehari-hari, yang kita kenal dengan slogan empat sehat dan
lima sempurna, serta kebutuhan akan listrik (pencahayaan), air, dan udara.
3. Kebutuhan Papan adalah kebutuhan tempat
tinggal untuk tidur, beristirahat, dan berlindung dari hujan atau terik
matahari serta ancaman dari luar seperti ancaman hewan buas dll.
Nah sahabat Jblog’s,
masyarakat awam saat ini tentu bertanya-tanya seputar tenor dan tipe rumah
yang cocok, tapi disini penulis hanya akan membahas masalah tenor atau lama
waktu kredit yang baik menurut penilaian dan pemahaman penulis. Masalah type
rumah yang cocok nanti penulis akan
buatkan artikel sendiri. Penulis memberikan pertimbangan untuk tenor jangka waktu yang lama adalah
tenor KPR Kredit yang baik. Ada dua tenor yang menurut penulis yang baik adalah
15 tahun dan 20 tahun. Biasanya bank terkait atau bank yang bekerja sama dengan developer akan mempertimbangkan tenor 20 tahun dengan umur dan masa kerja user. User
disini adalah orang yang mengajukan kredit KPR kepihak developer.
Pertanyaannya
adalah mengapa saya merekomendasikan tenor 15 tahun atau 20 Tahun kepada User?
1.
Asuransi
Setiap KPR
yang lewat bank maka user akan diberikan
perliddungan terhadap Objek kredit tersebut dalam hal ini Rumah. Jadi jika user
mengambil KPR dengan tenor yang lama maka otomatis perlindungan dari Asuransi
tersebut mengikuti tenor yang kita ambil. Saya mencontohkan User A mengambil KPR dengan tenor 5 Tahun
tetapi jika seandainya ditahun ke 6, rumah tersebut mengalami kebakaran atau
banjir, maka pihak bank tidak akan membayar asuransi karena sudah user selesai
masa kredit artinya asuransi mengikuti tenor kredit. Tapi jika user mengambil
tenor 15 atau 20 tahun, maka cover asuransi tersebut melekat pada tenor kredit
tersebut. Bank juga akan membayar kerugian berdasarkan nilai kerugian yang di
analisa oleh asuransi jadi nilai asuransi sama dengan nilai kerugian yang
dialami oleh user
2.
Nilai
uang akan semakin kecil
Kita semua tentunya tidak melupakan
krisis yang melanda Indonesia di tahun 1998 dimana tingkat inflasi tidak bisa
dibendung oleh bank Indonesia. Bank Indonesia sebagai bank sentral memiliki
fungsi pengawasan serta pencegahan baik juga mencegah inflansi terjadi karena
bank Indonesia memiliki peran dibidang ekonomi moneter. Ketika masa Krisis Moneter
terjadi maka kita bisa melihat dampaknya bahwa mata uang kita sekarang sangat
kecil. Apalagi sekarang 1 USD di hargai 13.000 artinya nilai mata uang kita
nominal 13.000 di Amerika hanya 1 Dolar.
Harusnya jika mata uang kita bernilai
besar maka 1 Dolar sama dengan 1 rupiah,
tapi itu imposible. Nah JBlogs asumsikan jika user mengambil tenor kredit 15 dan
20 Tahun tentu cicilan yang kita sangat
kecil artinya kisaran 600ribuan sampai dengan 800ribuan. Jika Nilai uang 600ribu
atau 800ribuan dimasa mendatang 15 atau
20 tahun kemudian itu berbeda nilainya dengan hari ini, tetapi nominalnya tidak
berubah.
3.
Nilai Angsuran
sangat kecil
Nilai cicilan sebuah kredit perumahan
sangat berkaitan dengan nilai Plafond dan jangka waktu kredit serta DP/Uang Muka. Semakin kecil uang muka yang kita berikan, maka sangat besar nilai Plafond. Niai Plafond ini merupakan
hasil nilai Harga Jual rumah dikurangi dengan Uang Muka (Plafond = Harga
Cash-Uang Muka). Jika kita mengmbil kredit dengan jangka waktu cukup lama, maka
nilai ciclan juga sangat kecil. Saya contohkan jika user mengambil KPR dengan
Harga cash rumah 120 juta (biasanya jenis rumah ini type 36) melalui bank BNI dengan
DP 30% (36juta), suku bunga 9.00% per tahun maka cicilan perbulan sebesar Rp. 755.770,
namun jika harga rumah 120juta, tenor 5 tahun (60bulan) asumsi bunga 9.00%, dp/uang
muka 30% (36juta) maka cicilannya sangat besar yaitu Rp. 1.743.702, ini
diasumsikan harga rumah hanya Rp 120.000.000 jika harga rumah lebih dari itu
maka sahabat Jblogs bisa hitung sendiri. Bisa klick disini Simulasi JBlogs
Maka saran penulis carilah jangka
waktu kredit yang lama agar nilai cicilan semakin kecil walaupun, uang muka
kecil. Bisa juga melauli
fasilitas FLPP (Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahan) adalah kredit pemilikan rumah program kerjasama dengan
Kementerian Perumahan Rakyat dengan suku bunga rendah dan cicilan ringan
dan tetap sepanjang jangka waktu kredit (flat). Biasanya fasilitas FLPP sahabat
Jblogs dapatkan di bank BTN keuntungannya adalah suku bunga ringan dan Flat
4.
Gaji kita
“pasti” mengalami kenaikan
Kenaikan gaji sangatlah didambahkan oleh
semua pegawai atau karyawan sebuah perusahaan, karena lewat kenaikan gaji
biasanya kesejahteraan karyawan sedikit meningkat dari sebelumnya, apalagi karyawan
tersebut memiliki Kredit di sebuah bank tentunya sangat menguntungkan. Gaji seseorang
karyawan atau pegawai sipil biasanya setiap tahunnya mengalami peningkatan.
Kalau Gaji PNS biasanya ditunjang oleh golongan berbeda juga dengan gaji karyawan
swasta yang biasanya mengikuti lamanya karyawan bekerja di perusahaan tersebut.
Untungnya KPR tidak dibatasi bahwa oleh status pekerjaan seseorang asalkan gaji
bisa masuka kriteria KPR, tentu status
pekerjaan bukanlah menjadi kendala, aplagi ada program yang namanya FLPP
seperti yang penulis paparkan di point 3. Ketika kita mengambil Kredit perumahan
jangka waktu lama, kita tidak takut
dengan nilai cicilan perbualannya apabilah kita mengambil kredit KPR dengan
bunga Flat. Cicilan dan jangka waktu kredit tidak berubah tetapi gaji sewaktu
waktu bisa naik.
5.
Sisa gaji
kita bisa buat bisnis sampingan
Coba sahabat Jblogs bayangkan kalau
seandainya gaji hanya Rp.2.000.000/bulan dan kita mengambil KPR dengan jangka
waktu kredit 5 tahun maka kredit yang diberikan hanya -+ Rp 48juta, tetapi coba
sahabat Jblogs memiliki gaji tersebut mengambil tenor kredit 20tahun maka
kredit yang bisa didapat -+ Rp 111.144.954, tentu angka tersebut cukup jika
sahabat mengambil kredit perumahan, apalagi dengan gaji diatas Rp.
2.500.000/bulan. Jika angsuran kita Rp 1juta/bulan, maka selisih dari gaji/bulan masih ada Rp 1.5juta , tentu Rp 1juta untuk biaya hidup sedangkan Rp500ribu digunakan untuk
bisnis sampingan. Tergantung cara sahabat Jblogs memanage keuangan.
Nah, Itulah beberapa alasan mengapa JBLogs merekomendasikan tenor atau jangka waktu kredit cukup lama. Memang ada pandangan
bahwa tidak selamanya jangka waktu kredit yang lama itu baik, karena mereka
berfikir bahwa terlalu lama untuk melunasi kredit tersebut, padahal sebenarnya
ada dampak baiknya juga. Namun kembali lagi kepada sahabat Jblogs jika memiliki
dana yang cukup alangkah baiknya pembelian dilakukan secara cash karena itu sangat baik tentunya. Apabila dana tidak memadai jangan ragu untuk mengambil
kredit di bank, justru hal ini memicu
semangat kita untuk bekerja lebih baik lagi karena kita pasti ingat bahwa kita
masih memiliki kredit/utang. Demikian paparan penulis terhadap TENOR KREDIT
YANG TERBAIK untuk KPR
(#JLD)
(#JLD)