“Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan,” (1 Petrus 2:2)
Beberapa belas tahun lalu timnas bola basket Indonesia sedang dipersiapkan untuk menghadapi even Sea Games. Lalu didatangkan 2 orang pelatih dari negeri Tirai Bambu untuk menangani tim putra maupun putri. Pemilihan pelatih ini didasari pada prestasi mereka menangani tim-tim di Negara China yang merupakan tim-tim terbaik di daerah Asia. Pada sesi latihannya para pelatih ini memberikan instruksi dasar untuk mengkoreksi dan memantapkan dasar permainan tim. Setelah berjalan beberapa minggu, tim putra meminta untuk mengganti pelatih dengan alasan latihan yang diberikan terlalu mudah. Dan akhirnya didatangkan pelatih asing dari negara lain. Berbeda dengan tim putri yang terus antusias dan tekun mempelajari setiap instruksi yang diberikan. Akhirnya pada Sea Games tahun itu, tim putri Indonesia berhasil menorehkan prestasi tertinggi yang pernah diraih Indonesia dengan membawa pulang medali perak. Berbeda dengan tim putra yang pulang dengan tangan hampa.
Seorang pelatih nasional sempat mengomentari kegagalan Tim putra saat itu, yaitu mereka terlalu sombong dengan menganggap enteng latihan dari pelatihnya yang pertama. Bukan latihannya yang terlalu mudah tapi peserta didiknya yang bodoh. Buktinya dengan metode latihan yang sama si pelatih bisa membawa tim di negaranya menjadi juara dan disegani di wilayah Asia.
Saudara, pertumbuhan rohani kita juga akan ditentukan pada sikap kita untuk menerima ajaran yang benar. Jika sikap hati kita mengabaikan dan menganggap enteng tentulah tidak akan pernah bertumbuh. Antusiaslah dalam mendapatkan pengajaran, baik melalui ibadah, sharing dalam kelompok kecil, pengajaran di gereja, buku-buku atau sumber apapun. Antusias Andalah yang akan menentukan seberapa jauh pertumbuhan Anda.
Beberapa belas tahun lalu timnas bola basket Indonesia sedang dipersiapkan untuk menghadapi even Sea Games. Lalu didatangkan 2 orang pelatih dari negeri Tirai Bambu untuk menangani tim putra maupun putri. Pemilihan pelatih ini didasari pada prestasi mereka menangani tim-tim di Negara China yang merupakan tim-tim terbaik di daerah Asia. Pada sesi latihannya para pelatih ini memberikan instruksi dasar untuk mengkoreksi dan memantapkan dasar permainan tim. Setelah berjalan beberapa minggu, tim putra meminta untuk mengganti pelatih dengan alasan latihan yang diberikan terlalu mudah. Dan akhirnya didatangkan pelatih asing dari negara lain. Berbeda dengan tim putri yang terus antusias dan tekun mempelajari setiap instruksi yang diberikan. Akhirnya pada Sea Games tahun itu, tim putri Indonesia berhasil menorehkan prestasi tertinggi yang pernah diraih Indonesia dengan membawa pulang medali perak. Berbeda dengan tim putra yang pulang dengan tangan hampa.
Seorang pelatih nasional sempat mengomentari kegagalan Tim putra saat itu, yaitu mereka terlalu sombong dengan menganggap enteng latihan dari pelatihnya yang pertama. Bukan latihannya yang terlalu mudah tapi peserta didiknya yang bodoh. Buktinya dengan metode latihan yang sama si pelatih bisa membawa tim di negaranya menjadi juara dan disegani di wilayah Asia.
Saudara, pertumbuhan rohani kita juga akan ditentukan pada sikap kita untuk menerima ajaran yang benar. Jika sikap hati kita mengabaikan dan menganggap enteng tentulah tidak akan pernah bertumbuh. Antusiaslah dalam mendapatkan pengajaran, baik melalui ibadah, sharing dalam kelompok kecil, pengajaran di gereja, buku-buku atau sumber apapun. Antusias Andalah yang akan menentukan seberapa jauh pertumbuhan Anda.