JBlogs--- Sahabat Jblogs, sebenarnya artikel ini sudah saya tulis Selasa, 29 September 2009, namun blog saya  (JohnLock49 blogspot dot com) yang lama sudah tidak bisa dibuka lagi. Sehingga artikel ini saya copas dari Blog sebelumnya.

Dewasa ini orang melayani selalu identik di tempat-tempat ibadah, seperti di Gereja, Masjid, Wihara, maupun kuil. Bahkan ketika mendekati momen pemilihan kepala daerah, banyak slogan-slogan dan tawaran visi misi dari sejumlah calon yang sering kita dengar adalah kalimat "MELAYANI" namun pada kenyataannya melayani hanya sebatas dislogan saja. Apalagi tahun 2015 adalah tahun dimana ada sejumlah daerah menggelar pilkada serempak diseluruh pelosok tanah air, tentu iklan "Melayani" ini akan marak tertulis disetiap atribut dan media-media komunikasi dari para calon tersebut. Jadi seakan-akan kata melayani ini hanya sebagai bumbu penyedap atau "kata emas" untuk mencari dukungan dan suara untuk kemenangan saja. Padahal harusnya kita sebagai umat pemenang  melayani mereka yang mendukung kita. Karena hanya mereka yang memiliki jiwa pemenang saja yang bisa melayani. Sehingga kemenangan bukan karena dilayani namun karena kita melayani.

Sebagai seorang kristen atau pengikut kristus, harusnya paham betul bahwa melayani itu tidak harus dibesar-besarkan lewat tulisan tapi lebih pada tindakan nyata. Serta merta tidak hanya berorientasi pada satu tempat atau terfokus di tempat ibadah saja. Tetapi melayani itu harus sesuai dengan apa yang Yesus mau dalam kehidupan kita. Yesus mau kita berbuah karena setiap pohon atau ranting-ranting yang tidak berbuah akang ditebang dan dilemparkan ke Api. Hebatnya lagi, Yesus tidak sekedar berbicara atau menjelaskan apa itu melayani, namun Yesus sudah terlebih dahulu mengajarkan dan memberi contoh melayani langsung lewat kehidupan-Nya dimuka bumi ini, bahkan tidak tanggung-tanggung Dia rela mati hanya untuk mengasihi dan juga "melayani" kita manusia. Apa saja yang konsep melayani yang bisa kita pelajari dan contohi dari Yesus sebagai ALLAH kita yang hidup? berikut ini adalah ulasannya.

"Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa muridku, baptislah mereka dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus" Matius 28: 19

Ayat diatas seringkali kita dengar ketika ada ibadah baptisan air (tentang Baptisan Air Artikel sementara proses penulisan), bahkan hamba-hamba Tuhan sering menggunakan ayat ini. Namun ada sesuatu yang memberkati penulis yaitu pada kalimat Karena itu pergilah. Disini Yesus menekankan lebih kepada tindakan nyata kita. Kata pergilah disini berarti jangan hanya ditempat saja (move on), jangan diam saja, atau jangan itu-itu saja.

Biasanya disuatu tempat ada ibadah KKR, maka slogan yang sering dipakai adalah "Hadirilah ibadah KKR..bla..bla..bla dan seterusnya, padahal saat Yesus menginjil atau menyampaikan Firman-Nya, tidak pernah berdiam disuatu tempat saja dan bahkan Yesus tidak meminta umatnya datang menghampiri Dia (konsep Melayani bukan konsep Ibadah), tetapi  Yesuslah yang memilih untuk pergi melayani. Banyak pendeta-pendeta bahkan hamba-hamba Tuhan yang nyaman akan keadaan ini. Dimana ketika pelayananya sudah diberkati dan fasilitas kehidupan dari seorang hamba Tuhan terjamin, maka kata pergi disini sangatlah menyakitkan, apalagi dimutasi dari tempat  yang memilki jemaat dan fasilitas yang lengkap ke daerah pelosok-pelosok. Menjadi hal yang menyenangkan dan berbahagia jika dari pelayanan yang kecil dimutasi ke pelayanan yang lebih besar lagi


Markus 10 : 45

Terjemahan Baru
Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang
Bahasa Indonesia Sehari Hari
Sebab Anak Manusia pun tidak datang untuk dilayani. Ia datang untuk melayani dan untuk menyerahkan nyawa-Nya untuk membebaskan banyak orang."

Kita mungkin sering bertanya kepada seseorang “dimana Anda melayani Tuhan?” atau ”sedang melayani dimana sekarang?” dan selalu kita menginginkan jawaban dari orang itu seperti ”lagi melayani di gereja ini, itu” atau ”lagi melayani di yayasan pelayanan ini, itu, dsb”.. Definisi kita tentang melayani adalah hampir selalu berfokus pada tempat/gedung gereja, denominasi tertentu, institusi tertentu.

Kita telah menjadi sangat beragama sehingga mengkotakkan konsep melayani dengan cara seperti itu. Kita telah meninggalkan prinsip Yesus tentang melayani. Mari perhatikan tulisan Markus tentang konsep Yesus perihal melayani.

Ada beberapa hal yang penting dari pernyataan Yesus itu :

1. TUHAN YESUS TIDAK INGIN DILAYANI.
2. Fokus Yesus adalah MELAYANI.
3. Fokus Yesus dalam melayani bukan tentang TEMPAT tetapi ORANG.
4. Tingkatan tertinggi dalam melayani adalah memberikan HIDUP kita untuk ORANG LAIN.
5. Kategori utama yang dimaksud Tuhan Yesus tentang ORANG adalah mereka yang belum ditebus oleh darah-Nya yaitu mereka yang terhilang dan terabaikan.

Jadi, SATU-SATUNYA CARA MELAYANI TUHAN ADALAH DENGAN MELAYANI ORANG YANG TERHILANG DAN TERABAIKAN.

Adapun kategori orang yang terhilang dan terabaikan itu adalah seperti yang tercatat dalam Matius 25 : 31-46 :

1. Orang Lapar

Masih ingat ketika Yesus lapar dan Iblis datang mencobaiNya?

Yesus saja yang adalah Tuhan dicobai Iblis ketika lapar apalagi manusia. Perhatikanlah dimana ada kelaparan merajalela maka kuasa Iblispun semakin kuat ditempat itu. Tidak mengherankan kita melihat orang-orang kelaparan dapat menyerbu sebuah tempat dan membawa barang-barang yang kelihatannya mustahil dapat diangkat oleh orang kelaparan.

Sebuah penghinaan kepada dunia ketika gedung-gedung gereja berdiri dengan megah, dibangun dengan uang sampai milyaran rupiah, dimasuki oleh orang-orang kaya dan mengajarkan kasih dari panggung-panggung mimbarnya tetapi tidak pernah sekalipun memberi kontribusi nyata bagi pengurangan kemiskinan. SANGAT IRONIS!

2. Orang Haus

Ketika dunia berlomba dengan kesuksesan, maka makin banyak orang yang kesepian, haus kasih sayang, haus kepedulian. Dari sudut pandang ekonomi dan ketenaran mereka adalah orang-orang yang paling sukses. Terlalu banyak yang kita dengar sekarang ini tentang artis yang kehidupannya hancur karena keluarga berantakan, narkoba, perilaku seksual tak normal, dsb.

Kehausan akan persahabatan yang tulus dirindukan oleh semua orang. Dunia semakin kekurangan orang yang bersahabat bukan untuk menerima imbalan tetapi karena ketulusan untuk menjadi sahabat. Sebagai gereja/manusia Kristus yang adalah agen pembawa kasih sayang yang tulus kepada semua orang, sudahkah kita menjawab kebutuhan manusia akan ini.

Janganlah kita menjadi alergi dengan dunia karena kita terlalu dicekoki oleh pernyataan ”persahabatan dengan dunia adalah permusuhan dengan Tuhan” sehingga kita terlalu egois hanya mengasihi mereka yang layak kita kasihi bukan memikirkan apakah orang-orang ini diciptakan dan dikasihi Tuhan juga.

3. Orang Asing

Orang-orang yang terpinggirkan, orang-orang yang tidak ”sejenis” dengan keyakinan kita. Kita selalu berpikir bahwa mereka terlalu keras hati sehingga sepertinya Kabar Baik ini tidak mungkin mereka terima sehingga mereka layak menjadi penghuni kerajaan kegelapan atau neraka jahanam itu.Sikap kita terhadap orang-orang ini adalah senyuman ketus, tidak tulus, merasa diri paling benar, meremehkan bahkan menjauhi mereka.

4. Orang Telanjang

Adalah kategori orang-orang yang terbuang, termarginalkan dalam masyarakat. Mereka dianggap sebagai sampah dan beban masyarakat dalam mencapai kemajuan korporat. Mereka dihina sebagai orang-orang yang tidak meningkatkan kehidupan mereka sehingga tetap hidup dengan kondisi yang paling memprihatinkan. Mereka dianggap sebagai orang-orang yang telah ditakdirkan hanya untuk terus menerima belas kasihan dari orang lain dan selalu bergantung dari kemampuan orang lain.

5. Orang Sakit

Orang yang sakit secara fisik tetapi juga semua orang yang sakit secara jiwa.Mereka adalah orang-orang yang tertekan, strees oleh karena pekerjaan,keluarga dan banyak hal lainnya. Mereka membutuhkan kepedulian.

6. Orang dalam Penjara

Mereka yang terpenjara akan masa lalu mereka, terpenjara dalam rasa malu yang begitu mendalam, terpenjara keminderan, dsb.

Kalau kita melihat hal-hal tersebut di atas, sangat benarlah apa yang dikatakan Yesus, ”Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang ”.

Kita seharusnya malu dengan fakta bahwa gereja yang merupakan satu-satunya duta perubahan Kerajaan Sorga di dunia sibuk dengan hal-hal yang tidak penting seperti mengurus seremonial keagamaan, membangun fasilitas yang jauh dari tujuan menjadi jawaban bagi masalah dunia.

Muhamad Yunus (penerima Nobel Perdamaian) telah menjadi inspirasi buat orang-orang yang seharusnya dipedulikan gereja. Grameen Bank miliknya telah menjadikan salah satu negara termiskin dunia Bangladesh perlahan namun pasti keluar dari keterpurukan.

Maafkan teman dengan pernyataan ini, apapun aktivitas gerejawi kita memang baik tapi tanpa fokus pada pemberdayaan orang-orang, ternyata kita sedang tidak melayani Tuhan.

Ketika para murid Yesus sedang memperdebatkan siapa yang terbesar diantara mereka, maka Yesus yang diakui mereka sebagai Guru dan Tuhan mendefinisikan Orang Besar, Orang Terkemuka, Orang Penting sebagai orang yang melayani sesamanya, orang yang rela menghambakan dirinya untuk orang lain.

Melayani bukan untuk hidup, tapi hidup untuk melayani
date Kamis, 13 Agustus 2015

Kenalan yah teman-teman

Foto saya
Palu, Sulawesi-Tengah, Indonesia
Keingintahuan akan pengetahuan