Oleh Rick Warren
Diterjemahkan oleh : John Lock D + Google Translate

"Kepada orang-orang kaya di dunia ini tidak menjadi sombong atau untuk menaruh harapan pada kekayaan mereka, yang begitu pasti, tapi untuk menaruh harapan kepada Allah, yang kekayaan-Nya memberikan kita dengan segalanya untuk kenikmatan kita" (1 Timotius 6: 17 NIV).

Bagian dari menyembah Tuhan adalah membiarkan .Dia cinta padamu. Ada banyak orang yang tidak ingin membiarkan Allah ke dalam kehidupan mereka karena mereka takut akan Allah akan membuat mereka menyerah apa pun yang menyenangkan.

Dengan kata lain, mereka berpikir bahwa untuk menjadi seorang Kristen adalah sama dengan mengatakan partai di atas, bahwa untuk menjadi spiritual adalah menjadi sengsara. Orang-orang panik mencari perbaikan menyenangkan, tapi itu hukum yang semakin berkurang. Mereka menghabiskan lebih banyak waktu, lebih banyak uang, dan lebih banyak energi untuk mendapatkan lebih dan kurang dari suatu getaran. Mereka pergi dan bertanya, "Apakah kita bersenang-senang belum?"

Cara Anda melawan rasa takut adalah dengan kebenaran, dan kebenaran kata Allah "kekayaan-Nya memberikan kita dengan segalanya untuk kenikmatan kita" (1 Timotius 6:17 b NIV).

Tuhan ingin Anda menikmati hidup!

Dia tidak ingin kau hidup tanpa bersenang-senang. Yesus berbicara lebih banyak tentang menjadi bahagia daripada Dia tentang surga. Rasul Matius menghabiskan tiga tahun bersama Yesus dan ia menulis, "[Yesus] datang, menikmati kehidupan" (Matius 11:19 PH).

Sebagai seorang Kristen, Anda dapat menikmati hidup karena Anda punya hati nurani yang jelas. Anda dapat menikmati hidup, aman dalam beribadah, keluarga bersatu. Anda bisa bersenang-senang, tertawa di gereja. Anda dapat menikmati teman-teman yang tidak memanipulasi Anda karena mereka belajar untuk menjadi seperti Yesus dan untuk melihat keluar untuk kepentingan orang lain.

Kita bisa menemukan kebahagiaan-dan menyenangkan-di dunia ini diciptakan oleh Allah untuk kenikmatan kita
date Selasa, 30 Maret 2010
Baca: Amsal 26:13-16
“Seperti pintu berputar pada engselnya, demikianlah si pemalas di tempat tidurnya.” Amsal 26:14

Kesuksesan senantiasa hinggap dalam diri orang yang mau bekerja keras. Orang-orang hebat yang ada di dunia ini adalah tipe orang-orang yang rajin dan pekerja keras. Kesuksesan yang diraihnya adalah akibat dari ketekunan dan hasil perjuangan yang tidak mengenal lelah, bukan datang seperti durian runtuh, tetapi melalui proses yang panjang. Tidak ada dalam kamus hidupnya berpangku tangan sepanjang hari. Contohnya adalah seorang atlit, ia tidak akan mampu meraih prestasi yang tinggi tanpa ada kedisiplinan dan latihan yang keras. Beda halnya bila orang itu malas dan tidak mau bekerja keras, sudah bisa dipastikan semua yang diimpikan atau cita-citakan mustahil terwujud, tetap angan-angan belaka, ibarat. ‘menegakkan benang basah’. Jadi “Si pemalas dibunuh oleh keinginannya, karena tangannya enggan bekerja.” (Amsal 21:25).

Tuhan sangat tidak suka terhadap orang-orang Kristen yang bermalas-malasan dan tidak mau bekerja, karena “BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Akupun bekerja juga.” (Yohanes 5:17). Malas adalahsahabat kemiskinan dan kekurangan; kemalasan juga akan menjauhkan kita dari berkat-berkat Tuhan. Bagaimana kita bisa menikmati dan meraih janji Tuhan bila kita sendiri malas untuk melayani Tuhan, malas berdoa, malas baca Alkitab? Seorang pemalas biasanya suka sekali menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya dapat dikerjakan pada waktu itu; suka meremehkan dan sangat lamban dalam menyelesaikan apa saja yang dipercayakan kepadanya. Bila kita menangkap gejala-gejala demikian, kita harus segera berbenah diri supaya tidak berlarut-larut dan menjadi kebiasaan hidup.

Penulis Amsal juga sangat geram melihat orang malas sehingga dengan keras dia menegur, “Hai pemalas, berapa lama Iagi engkau berbaring? Bilakah engkau akan bangun dari tidurmu? Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring - maka datanglah kemiskinan kepadamu seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata.” (Amsal 6:9-11).

Seorang pemalas enggan untuk membajak dan bekerja, akibatnya ia pun tidak akan menuai apa-apa ketika musim tuai itu tiba!


date
Ayat bacaan: Zakharia 4:10


Dalam gambaran dasar pelajaran web desain yang saya ajarkan di kampus, saya selalu menekankan prinsip "less is more", "little is much" dan "small is beautiful". Tiga prinsip dalam merancang sebuah situs ini adalah sesuai dengan perkembangan jaman, dimana orang lebih menuntut sebuah situs yang cepat di akses ketimbang situs yang memiliki terlalu banyak fitur sehingga memberatkan tubuh situs tersebut dan memperlambat loading time nya. Berbeda dengan 4 tahun lalu, dimana rancangan situs yang dinilai bagus adalah situs yang memakai banyak flash dan memerlukan pemahaman tinggi dalam mengoperasikan berbagai software pendukung, dalam perkembangan situs saat ini, kesederhanaan lah yang harus jadi penekanan. Tapi hal tersebut bukan berarti mendesain situs menjadi lebih mudah saat ini dibanding dulu, karena saat ini desainer dituntut untuk mematangkan konsep mereka, sehingga lewat sebuah kesederhanaan pesan-pesan yang ingin disampaikan dapat diterima secara visual oleh orang yang mengakses situs. Itulah yang saya maksud dengan "less is more", "little is much" dan "small is beautiful".

Di dunia ini ada kecenderungan sebaliknya. "Bigger is better", "the more the merrier". Dalam pelayanan seringkali kita kurang bersemangat apabila yang dilayani sedikit jumlahnya. Dunia cenderung mementingkan kuantitas dan bukan kualitas. Ada yang bersemangat melayani ketika jemaat penuh, namun kehilangan gairah melihat bangku kosong. Padahal Tuhan tidak mengajarkan demikian. Kita tidak boleh memandang hina hal-hal kecil, karena seringkali berkat Tuhan pun dimulai dari sesuatu yang biasa. Bahkan kelemahan sekalipun bisa dipakai Tuhan untuk menjadi ladang subur untuk menabur berkatNya.

Kita lihat dalam perumpamaan Talenta. Kepada hamba dengan lima talenta dan dua talenta, Tuhan memberikan jawaban yang sama. "Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu." (Matius 25:21,23). Baik talenta besar maupun kecil keduanya bisa menghasilkan buah. Dan Allah menghargai sama terhadap laba dua talenta dan lima talenta. Artinya disini, Tuhan tidak melihat kuantitas, melainkan kualitas. Dua talenta sekalipun akan sangat dihargai apabila kita melakukannya dengan sepenuh hati. Anda merasa gagal dalam pelayanan jika yang dilayani sedikit atau lambat berbuah? Jangan. Ingat bahwa Tuhan tidak melihat apa yang di depan mata, tapi melihat hati. (1 Samuel 16:7).

Kita lihat bagaimana Yesus melakukan pelayananNya di dunia. Yesus sungguh peduli baik pada jumlah massa yang banyak maupun pada orang per-orang yang datang kepadaNya. Yesus pernah melakukan kotbah di atas bukit dihadapan orang banyak (Matius 5-7). Tapi tidak pernah menutup mata dari pribadi-pribadi yang menjumpaiNya. Bahkan ketika muridNya berkurang, seperti yang kita baca dalam Yohanes 6:66, "Mulai dari waktu itu banyak murid-murid- Nya mengundurkan diri dan tidak lagi mengikut Dia", hal tersebut tidak mengganggu Yesus dalam menggenapi rencana Allah.

Jika saat ini anda mengalami masa surut dalam pelayanan, tetaplah bersyukur dan tetaplah melayani semaksimal mungkin. Size is nothing; substance is everything. Baik ketika anda melayani Gereja kecil, sekolah minggu, atau melayani hanya satu orang saat ini, layanilah dengan segenap hati. Jika kita setia dalam perkara kecil, Tuhan akan memberikan tanggung jawab dalam perkara yang lebih besar pada waktunya. Tetaplah beri yang terbaik dari diri anda dalam hal-hal kecil, karena bukan kuantitas yang penting, melainkan substansi dan kualitas yang murni berasal dari hati.

Small is much when God's in it
date
1 Timotius 5:4 - Tetapi jikalau seorang janda mempunyai anak atau cucu, hendaknya mereka itu pertama-tama belajar berbakti kepada kaum keluarganya sendiri dan membalas budi orang tua dan nenek mereka, karena itulah yang berkenan kepada Allah.

Amsal 23:22 - Dengarkanlah ayahmu yang memperanakkan engkau, dan janganlah menghina ibumu kalau ia sudah tua.

Seseorang berkisah tentang pengorbanan ibunya. Aku lahir didalam keluarga miskin yang eringkali kekurangan makanan Ibu mengetahui bahwa aku belum kenyang, sehinga ia memindahkan nasinya kepiringku sembari berkata, “Ini untukmu Nak, Ibu tidak lapar.” Padahal aku tahu persis bahwa ibu belum makan, ibu pasti lapar.

Agar aku mendapatkan makanan bergizi, ibu sering memancing. Sepulangnya dari memancing, ia memasak sup ikan yang lezat dan memberikannya kepadaku. Aku memakannya dengan lahap, tetapi aku memperhatikan bahwa ibu mengambil tulang ikan bekas aku makan dan mulai memakan daging ikan yang masih tersisa ditulang tersebut. Aku sedih melihat Ibu. Kemudian dengan sumpitku aku memberikan daging ikan kepadanya, tetapi ia berkata, “Buat kamu saja Nak, Ibu tidak suka ikan.” Ibu berkata begitu meskipun aku tahu bahwa ibu suka ikan.

Ketika aku masuk SMP, biaya yang kuperlukan semakin banyak. Untuk mendapatkan uang tambahan, ibu bekerja menempel kotak korek api. Walau sudah larut malam, aku masih melihat ibu menempel kotak korek api dengan penerangan lilin yang kecil, “Ibu tidak mengantuk?” tanyaku. “Tidurlah Nak, Ibu belum mengantuk,” jawabnya. Padahal aku melihat matanya sudah hampir terpejam karena mengantuk.

Ketika aku menjalani ujian, Ibu cuti dari pekerjaan untuk menemaniku pergi ujian. Walau terik matahari terasa menyengat, Ibu tetap menungguku diluar. Selesai ujian, Ibu memberiku teh manis. Karena aku melihat Ibu kepanasan dan pasti haus, maka aku memberikan gelas berisi teh kepada Ibu, tetapi ia berkata, “Minumlah Nak, Ibu tidak haus.”

Singkat cerita, setelah lulus S1, aku melanjutkan ke S2 dan bekerja di sebuah perusahaan di Amerika. Gajiku cukup besar, sehingga aku bermaksud mengajak Ibu tinggal bersamaku dan menikmati hidup di Amerika. Tetapi Ibu berkata, “Aku tidak terbiasa hidup disana.” Aku tahu Ibu mengatakan itu karena tidak mau merepotkan.

Diusianya yang sudah tua, ibu terkena kanker lambung dan penyakit itu membuatnya tersiksa. Aku pulang dan melihat Ibu terbaring lemah menahan sakit. Ia memandangku dengan tatapan rindu. Aku menangis melihat penderitaan Ibu, tapi ia berkata, “Jangan menangis Nak, Ibu tidak merasa sakit.” Itu adalah ucapan terakhir Ibu sebelum ia menutup matanya dan kembali ke pangkuan Tuhan.

Kisah diatas adalah gambaran kasih dan pengorbanan seorang ibu. Sebagai anak, kasihi, hormati dan balaslah budi baik Ibu kita, karena ia adalah kehendak Tuhan. Renungkanlah sejenak apa yang sudah Anda lakukan bagi Ibu yagn sudah melahirkan dan membesarkan Anda. Jika saat ini Anda sedang mengalami keretakan hubungan dengan Ibu Anda, adakan pemberesan sehingga berkat-berkat Tuhan tidak terhambat.

DOA: Bapa, berkatilah Ibuku yang sudah banyak berkorban bagiku. Berilah dia kesehatan dan sukacita senantiasa. Dalam Nama Tuhan Yesus aku mohon. Amin.

KATA-KATA BIJAK: Kasih Ibu bagaikan matahari yang terus bersinar tanpa mengharapkan balasan.
date
Anak-anak yang tidur dengan lampu menyala beresiko mengidap leukemia.

Para ilmuwan menemukan bahwa tubuh perlu suasana gelap dalam menghasilkan zat kimia pelawan kanker. Bahkan ketika menyalakan lampu toilet, begadang, bepergian melintas zona waktu, lampu-lampu jalanan dapat menghentikan produksi zat melatonin.

Tubuh memerlukan zat kimia untuk mencegah kerusakan DNA dan ketiadaan zat melatonin tersebut akan menghentikan asam lemak menjadi tumor dan mencegah pertumbuhannya.

Prof. Russle Reiter dari Texas University yang memimpin penelitian tersebut mengatakan“Sekali Anda tidur dan tidak mematikan lampu selama 1 menit. Otak Anda segera mendeteksi bahwa lampu menyala seharian dan produksi zat melatonin menurun”.

Jumlah anak-anak pengidap leukimia naik menjadi dua kali lipat dalam kurun 40 tahun terakhir. Sekitar 500 anak muda dibawah 15 tahun didiagnosa menderita penyakit ini pertahun dan sekitar 100 orang meninggal.

Sebuah konferensi tentang anak penderita leukimia diadakan di London menyatakan bahwa orang menderita kanker akibat terlalu lama memakai lampu waktu tidur dimalam hari dibanding dengan yang tidak pernah memakai lampu waktu tidur.

Hal ini menekan produksi melatonin dimana normalnya terjadi antara jam 9 malam s/d jam 8 pagi. Penelitian terdahulu telah menunjukkan bahwa orang-orang yang paling mudah terserang adalah para pekerja shift yang memiliki resiko terkena kanker payudara.

Pada kenyataannya, Orang-orang buta tidak rentan terhadap melatonin memiliki resiko yang lebih rendah mengidap kanker. Maka para orang tua disarankan utk menggunakan bola lampu yang suram berwarna merah atau kuning jika anak-anaknya takut pada kegelapan.
date
Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: Janganlah matahari terbenam, sebelum padam kemarahanmu (Efesus 4:26)

Di buku rekor Guinness 2005, Percy Arrowsmith dan Florence tercatat sebagai suami istri tertua di dunia. Mereka telah menikah selama 80 tahun. Percy berusia 105 tahun, sedangkan istrinya 100 tahun. Namun, keduanya masih saling mencintai. Apa rahasianya? "Sederhana!" kata mereka. "Kami tidak akan pergi tidur sebelum menyelesaikan konflik.

Tidak enak tidur membawa kemarahan. Jika bertengkar, kami berusaha saling mengampuni sebelum larut malam, supaya hari itu bisa ditutup dengan ciuman dan genggaman tangan."

Kemarahan bisa mampir mendadak; ketika kita dicurangi, dituduh bersalah, atau saat melihat ketidakadilan. Mazmur 37 ditulis bagi orang muda yang panas hatinya ketika melihat orang-orang jahat sukses. Mereka berbuat curang (ayat 1), melakukan tipu daya, tetapi hidup lebih berhasil ketimbang dirinya yang hidup lurus (ayat 7).

Kemarahan pun muncul. Jika dipendam, kemarahan ini akan berbuahkan iri hati dan kepahitan. Satu kali ia bakal meledak dan bertindak main hakim sendiri! Maka, pemazmur menasihatinya untuk berhenti marah (ayat 8) dan menyerahkan masalahnya kepada Tuhan (ayat 5). Biarlah Tuhan yang bertindak dan memunculkan keadilan (ayat 10,11). Kemarahan tidak berguna. Jika disimpan, ia bagai sampah yang membusuki hati.

Apakah Anda sedang marah atau kerap marah? Datangnya marah tak bisa dicegah, tetapi bisa diredakan. Ceritakan kekesalan Anda kepada Tuhan, nantikan Dia bertindak, lalu padamkan amarah Anda sebelum mentari terbenam. Jangan biarkan kemarahan mengotori hati, mematahkan semangat, dan mengganggu waktu tidur Anda! --JTI

KEMARAHAN ITU BAGAIKAN KANKER IA HARUS SEGERA DIBABAT SEBELUM MERAMBAT
date
Hidupilah kehidupan Anda hingga Anda mati. Mengapa saya mengungkapkan pernyataan tersebut? Karena banyak orang yang sudah mati walaupun dalam keadaan hidup. Dalam bukunya How to Live 365 Days a Year, Dr.Schindler menyatakan bahwa tiga dari empat orang yang berbaring di rumah sakit di isi oleh orang yang mengidap EII - Emotional Induced Illness (penyakit yang disebabkan oleh emosi). Jadi bisa dibayangkan, 3 dari 4 orang di rumah sakit akan sehat ketika bisa menangani emosinya.

David J. Schwartz, penulis buku Berpikir dan Berjiwa Besar menceritakan tentang temannya seorang pengacara yang mengidap TBC. Pengacara ini tahu bahwa ia harus menjalani hidup yang terbatas dengan banyak aturan, tetapi hal ini tidak pernah menghentikannya menjalankan praktek hukum, menghidupi keluarga yang baik, dan benar-benar menikmati hidup.

Pria itu telah berusia 78 tahun dan mengekspresikan filosofinya dengan kata-kata ini: "Saya akan hidup hingga saya mati, dan saya tidak akan mencampur aduk hidup dan mati. Sementara saya masih ada di muka bumi ini, saya akan terus hidup. Mengapa harus hanya setengah hidup? Setiap menit yang dihabiskan orang untuk khawatir soal kematian sama saja orang itu sudah mati selama satu menit itu."

Anda bisa menjalani kehidupan ini dengan dua cara. Pertama hidup dalam kekuatiran, maka kematian akan semakin cepat menjemput Anda. Kedua hidup dalam ucapan syukur dan optimisme, maka seburuk apapun keadaannya, Tuhan sanggup membuatnya lebih baik dan lebih baik lagi.

Sumber: Berpikir dan Berjiwa Besar; David J. Schwartz; Binarupa Aksara
date

Kenalan yah teman-teman

Foto saya
Palu, Sulawesi-Tengah, Indonesia
Keingintahuan akan pengetahuan