JBLogs~ Sangihe adalah daerah kepulauan, yang dahulunya satu bagian dengan
kepulauan Talaud dan Kepulauan Sitaro dalam sistem pemerintahan
kabupaten. Saat ini Kepulauan Talaud dan Kepulauan Sitaro ( siau,
taghulandang,biaro ) terpisah, dan membentuk pemerintahan kabupaten
yuang baru.
Luas kepulauan sangihe adalah 2.263,95 km persegi (ensiklopedi nasional indonesia).
Terletak antara 125,10â° sampai 127,12â° bujur timur dan
2,3â° lintang sampai 5,2â° lintang utara. Secara Geografis,
kepulauan sangihe berbatasan, sebelah utara dengan perairan laut
philliphina,sebelah selatan dengan selat talise - perairan laut
minahasa,sebelah barat dengan laut maluku, sebelah timur dengan
laut sulawesi. Sangihe merupakan daerah vulkanis karena berada
pada jalur pegunungan sirkum pasifik yang menghubungkan jalur
philiphina,ternate,tidore sulawesi utara dan sulawesi selatan. Hal
ini dibuktikan dengan adanya gunug api seperti gunung awu di pulau
sangihe,gunung karangetang di pulau siau,gunung ruang di pulau ruang
taghulandang,gunung api bawah laut mahangetang. Sangihe dikenal
sebagai sangir atau sanger oleh suku-suku lain di Sulawesi utara.
Kemungkinan besar penggunaan nama sangihe berhubungan dengan kata sangi’ berarti sumangi, sasangi, sasangitang, makahunsangi, mahunsangi, masangi, semua kata ini merujuk pada arti tangis dan sedih. (sangiress nederlands woordenboek met nederlands sangiress register, Mr.K.G.F.Steller-Ds.W.E.Aebersold). Kata Sangihe dapat dipilah dari dua kata yang diartikan secara harafiah yaitu : Sangi dari kata sangiang yang berarti Putri Khayangan, Ihe atau uhe berarti Emas. ( Toponimi,cerita rakyat dan data sejarah dari kawasan perbatasan nusa utara). Kata sangi’ dapat juga ditemukan sebagai nama tempat di pulau lapu-lapu kepulauan philliphiness,afrika dan india.(Encarta 2007). Pelaut Eropa menyebut daerah kepulauan Sangihe Talaud dengan nama Sanguin. Pelaut-pelaut china dalam satu ekspedisi yang dipimpin laksaman Ceng Ho menyebut daerah kepulauan sangihe dengan nama Shao San. (Iverdixon Tinungki,Tabloid Zona Utara). Dalam bahasa Tountembouan, kata Sangir berarti mengasah dengan menggunakan batu asah. Tempat untuk mengasah benda tajam disebut pasangiran.
Sampai saat ini belum ditemukan data secara pasti sejak kapan
kata sangihe mulai digunakan sebagai nama kepulauan yang didalamnya
hidup ethnis sangihe. Muhamad Yamin dalam buku Atlas Sejarah sudah
menulis P. Sangihe sebagai daerah kekuasaan kesultanan
Ternate sampai tahun 1677 sebelum diserahkan ke VOC. Dalam
catatan-catatan lain mengatakan bahwa sangihe adalah Nusa Utara.
Kepulauan Sangihe dan Talaud pernah menjadi wilayah konsentrasi
pasukan Majapahit. Kedatangan pasukan kerajaan majapahit di utara
Indonesia terutama di Kepl.Talaud antara tahun 1350 sampai 1365.
Masa ini dihitung sejak Hayam Wuruk berkuasa di kerajaan Majapahit
dan mencapai kejayaan. Thn 1365 adalah tahun wafatnya Gajah
Mada.
Penduduk Mula - Mula
Manusia Sangihe pertama berdasarkan Legenda dan cerita lisan, terdiri dari 4 jenis yaitu:
1.Manusia Apapuhang. Apapuhang adalah jenis
manusia pertama dalam legenda Sangihe yang pernah hidup di
pulau Sangihe. Mereka hidup dicabang pohon. Persebaran manusia
apapuhang berada di Utaurano antara Mangehesê dan Bowongkalaeng.
Disebuah lembah yang sekarang dikenal dengan nama balang apapuhang,
kecamatan Tabukan Utara. Bentuk fisik Apapuhang, tubuhnya pendek,
kerdil. Suku Apapuhang memiliki kerajaan di bawah bumi. Untuk
dapat masuk di kerajaan Apapuhang harus melewati pintu
gerbang yang berada tepat di belakang air terjun Apapuhang di
Kampung Lenganeng (Wawancara dengan Bapak Radangkilat thn 1994) Semua benda di kerajaan Apapuhang terbuat dari emas.
2.Manusia Tampilê Batang, Hidup diakar pohon besar yang tumbang. Persebaran penduduk ini tidak diketahui.
3. Manusia Pêmpanggo (manusia jangkung) Tidak memiliki tempat tinggal tetap. Persebaran penduduk ini tidak diketahui.
4.Manusia Angsuang. Angsuang adalah raksasa dalam
bahasa sangihe.Cerita tentang manusia ini menjadi Legenda di
kampung-kampung yang berada dikaki gunung Awu. Angsuang adalah
tokoh dalam legenda Gunung Awu, yang menceritakan proses
terjadinya letusan gunung berapi.
Nenek moyang penduduk kepulauan Sangihe
Dr. Peter Beltwood dari Australian National University Departement of
Prae-history bekerjasama dengan pihak permuseuman kantor pendidikan
dan kebudayaan yang diwakili oleh Drs. I. Made Sutayasa pada
bulan Juni sampai Juli 1974 telah mengadakan penggalian
dikepulauan sangihe dan talaud. Dari hasil penggalian ditemukan
taring dan gading hewan purba,gerabah bermotif, flakes, kerangka
manusia purba (di goa Bowoleba Manalu).Temuan itu memberikan gambaran
bahwa sudah ada kehidupan di kepulauan sangihe dan talaud sejak
kurun waktu 5000 tahun silam. (Toponimi,cerita rakyat dan data sejarah dari kawasan perbatasan nusa utara)
Tim arkeologi nasional melalui balai arkeologi manado dalam laporan penelitian arkeologi, “kajian permukiman dan mata pencaharian hidup manusia masa lalu di kepulauan sangihe dan talaud sulawesi utara” mendapatkan hasil bahwa sudah sejak lama ada kehidupan di kepulauan Sangihe dan Talaud.
Robert C. Suggs dalam buku “ Island Civilization of Polynesia”, ( John Rahasia “Penemuan Kembali Tagaroa “, 1975
) mengungkap bahwa sejak ± 2000 – 1700 sebelum Masehi terjadi tekanan
politis militer China dan Mongolia dari bagian utara daratan
Asia yang mendesak penduduk di lembah Mekhong di daerah Yunnan
(Viet Nam) untuk pindah. Penduduk yang tinggal di lembah Mekhong
menjalani tiga macam situasi yaitu : Mereka yang lemah dan
tunduk, dikuasai dan diasimilasikan dibawah peradaban,kebudayaan
dan kekuasaan China – Mongolia.Mereka yang lemah tetapi mengadakan
perlawanan,dihancurkan sampai keakar-akarnya, sehingga tidak
berbekas.Mereka yang tidak mau tunduk terpaksa meninggalkan daerah
asalnya dan merantau keluar. Ketepi laut China Selatan ke
Philliphina, Nusantara, melalui Mikronesia dan Melanesia sampai ke
kepulauan Hawaii, pulau Paskah, Selandia baru di Polynesia dan ada
juga yang ke Madagaskar, Timur Afrika.
Periodisasi persebaran penduduk di China akibat masalah diatas dapat dikelompokan sebagai berikut ;
-
Continental riverine migrations, yaitu penyebaran di daerah daratan Asia disektar sungai mekhong
-
Coastal maritime migrations, yaitu penyebaran di daerah pesisir vietnam atau tepi laut cina selatan.
-
Insular Maritim migration, yaitu penyebaran antar pulau dalam wilayah kepulauan Taiwan, Jepang, Philliphines, Indonesia.
-
Insular oceanic maritime migrations, yaitu: penyebaran antar pulau
sambil mengarungi samudera Nusantara dan ke Madagaskar.
Migrasi nenek moyang Nusantara terdiri dari dua tahapan yaitu :
Migrasi pertama tahun 1700 - 1500 sebelum Masehi dinamakan proto melayu.
Migrasi ini membawah kebudayaan Batu baru / neolitikhum yang
berpusat di Bascon hoabin Indo china. ( kebudayaan kapak lonjong
dan persegi ). Yang termasuk keturunan proto melayu adalah : suku toraja dan dayak. Migrasi kedua tahun 700 - 300 Sebelum Masehi dinamakan Deutro Melayu yang membawah kebudayaan logam. Kebudayaan ini berpusat di Dongson. Yang termasuk keturunan deutro melayu adalah suku Jawa dan Bugis.
Penduduk Sangihe dan Talaud termasuk ras Melayu Polynesia. Asal
perpindahan mereka dari Utara Mindanao dan lainnya berasal dari
Ternate. Suku bangsa Sangihe dan Talaud termasuk suku bangsa Polynesia dan sebagian besar termasuk dalam suku Austronesia (Prof. J. C. van Erde, dalam catatan tentang kebudayaan Sangihe-Talaud, Gideon Makamea,2008 ).
Penduduk Sangihe, tidak dapat ditentukan dengan pasti asalnya.
Diperkirakan mereka berasal dari Philliphina dan Sulawesi Utara hal
ini didasarkan dari bahasa yang ada di Sangihe dan Talaud,
Philliphina dan Minahasa memiliki banyak kesamaan. (Breuwer 1918 ; 771,dalam catatan tentang kebudayaan Sangihe-Talaud, Gideon Makamea,2008 ) Penduduk sangihe sendiri beranggapan bahwa nenek moyang mereka berasal dari utara.
Untuk mengetahui siapa nenek moyang pendatang dan siapa nenek
moyang penduduk asli dapat dilihat melalui beberapa ras dunia
yg akan menunjukan keberadaan nenek moyang suku sangihe.Ras
Kaukasoid terdiri dari, Nordik (Eropa utara/ Jerman), Alpin (sebagian
besar bangsa Eropa), Mediterania (Timur tengah / Arab), Indic
(India). Ras Mongoloid terdiri dari, Asiatik Mongoloid
(China,Jepang,Korea ), Malayan mongoloid (Melayu), American Mongoloid
(Indian). Ras Negroid terdiri dari, African Negroid (negro Afrika),
Negrito (penduduk Asli Philiphina).Ras khusus seperti ;
Australoid/penduduk asli Australia, Polynesia/bangsa Pasifik,
Melanesia/Papua pasifik, Micronesia / Pasifik, Ainu/penduduk asli
Jepang, Dravida/penduduk asli India, Bushman / Afrika selatan.
Bangsa Melayu terdiri dari 4 Suku bangsa yaitu : Malaysia, Indonesia, Orang negrito, dan Papua (Encarta 2005).
Dapatlah disimpulkan bahwa penduduk Sangihe asli ditinjau dari
etnik, dan legenda, bukanlah orang Indonesia tetapi merupakan bagian
dari suku bangsa negrito. Karakter fisik ras Negrito adalah :
mata tidak sipit,warna kulit gelap kehitaman, postur tubuh
tinggi rata-rata 130 cm.
Sebelum terjadi migrasi besar-besaran dari daratan china, di Nusantara sudah ada penduduk yaitu : Wedoid dan Negrito. Sisa-sisa suku wedoid adalah : suku Sakai di siak, suku kubu di jambi,suku lubu di palembang. Sisa-sisa suku negrito sudah punah. Ras
Negroid termasuk juga sub ras africa negroid (Negro Afrika) dan
negrito penduduk asli Philliphina. Negrito adalah nama yang
diberikan oleh orang-orang Eropa untuk membedakannya dengan Negro
Afrika.
Karakter fisik penduduk sangihe ditinjau dari asalnya terdiri dari ;
-
Sama dengan penduduk dari persebaran migrasi china, penduduk asli
Sangihe termasuk dalam Ras Malayan Mongoloid atau keturunann proto
melayu jalur selatan.
-
Penduduk sangihe dipandang dari sisi Legenda berarti penduduk
Sangihe pertama berasal dari philipina. Penduduk asli philipina
seperti suku aeta,agta termasuk dalam ras khusus dunia yaitu Ras Negrito.
Berdasarkan cerita lisan yang sudah terwaris turun temurun bahwa nenek moyang orang sangihe adalah Gumansalangi.
Gumansalangi diberikan gelar Kasili Medellu ( pangeran guntur ) dan
Konda asa bergelar Sangiang Mengkila atau Konda wulaeng yang berarti putri cahaya