Jblogs- Tahun 2015, tepatnya pada tanggal 9 Maret, penulis pernah dipercayakan di salah satu kampus ternama di Sulawesi Tengah, sebagai pembicara dalam
kegiatan sosialisasi menabung dimana tema yang diangkat saat itu adalah “Sukses Di Masa Depan dengan Menabung”. Berhubung kegiatan ini di sponsori oleh Bank Negara Indonesia, maka produk yang dijelaskan tentu produk yang berkaitan dengan produk perbankan dalam hal ini produk tabungan dari Bank Negara Indonesia yang tentunya berhubungan dengan tema yang diangkat. Ada 3 pokok penting manfaat dari menabung yang dijabarkan yakni, Memenuhi kebutuhan mendesak, Memenuhi biaya berbagai macam keperluan serta Memenuhi kebutuhan untuk masa depan.

               Kali ini saya mengulas keuntungan dan manfaat menabung dari persepsi yang lain. Mungkin sebagian besar kita pernah mendengar kata menabung, baik lewat lingkungan sekolah maupun didalam keluarga sendiri.  Waktu kecil kita sering diajarkan oleh kedua orang tua kita untuk menyisihkan sebagian kecil dari uang jajan kita untuk dimasukan kedalam celengan. Dibeberapa sekolah sudah diwajibkan untuk menabung. Beda halnya dengan penulis dimasa sekolah dulu, uang angkotpun selalu pas diberikan oleh orang tua, bagaimana bisa disisihkan untuk tabungan. Padahal sering kita dengar kutipan peribahasa mengatakan sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit. Artinya jika kita menyisihkan sebagian dari uang jajan ataupun penghasilan kita, lama kelamaan menjadi banyak.   
                   Menurut kamus bahasa indonesia online menabung diartikan dengan menyimpan uang (di celengan, pos, bank, dsb), sedangkan dalam bahasa inggris menabung berarti save yang berarti menyimpan, menghemat, menyelamatkan, menabung, menabungkan, memelihara. Nah penulis tidak akan mengulas lebih detil arti menabung, karena semua orang sudah paham betul arti dari menabung

Beberapa hal atau manfaat menabung menurut persepsi penulis adalah sebagai berikut 

1  1. Sebagai motivasi diri dalam pengembangan karakter & mental untuk menilai serta  menghargai hal-hal kecil.

Celengan Penulis  khusus Uang Kertas dan Uang Koin #JLD
          Terkadang kita sering melihat atau menilai seseorang ketika sudah berhasil atau seseorang itu sudah mencapai puncak kejayaannya. Ketika seseorang  sudah memiliki kedudukan yang terkenal seperti halnya seorang artis atau pengusaha kaya raya, kemungkinan kita akan mengagumi dan ada banyak yang berkata,”betapa beruntungnya dia yah menjadi kaya raya dan terkenal” . Kalimat tersebut biasanya berasal dari kekaguman secara mata jasmani kita terhadap hasil akhir yang didapat oleh seseorang, tanpa kita melihat, mencermati bahkan mengikuti proses awal perjalanan sebagaimana seseorang itu sampai pada puncak kekayaan atau ketenaran. 

           Mental atau sudut pandang kita cenderung seperti seseorang yang mengharapkan durian runtuh atau keberuntungan, padahal tidak semua kita memiliki keberuntungan yang sama, tapi setiap orang memiliki kesempatan yang sama apabilah kita memperhatikan dan memanfaatkan uang koin.  Manusia dewasa ini lebih senang jika mendapatkan hasil lebih besar dengan waktu yang secepatnya, sehingga tidak heran kondisi seperti ini dijadikan peluang bisnis oleh pengusaha-pengusaha untuk meraup keuntungan yang besar.

          Sebut saja perusahaan penyedia makanan siap saji seperti KFC, Kentuky, bahkan menu idola anak kos-kosan yaitu Indomie  instan.  Mental atau karakter instan inilah, yang kemudian mendorong seorang “pejabat” untuk melakukan hal-hal yang instan yang medatangkan keuntungan besar dengan jalan yang mudah, seperti korupsi ataupun kejahatan pencucian uang (Money Laundry), yang bertujuan untuk memperkaya diri sendiri, golongan tertentu, maupun keluarganya. Penulis beranggapan bahwa para koruptor adalah manusia-manusia yang tidak memiliki mental sejatinya sorang penambung. Seseorang  yang benar-benar menabung akan sadar bahwa untuk mendapatkan sesuatu yang besar harus melalui pengorbanan dan usaha dari hal-hal yang kecil. Setialah pada hal-hal yang kecil niscaya hal besar akan kita raih

  2. Sekoci yang menyelamatkan

 Peristiwa tahun 1912 tidak hanya mengisahkan dan menceritakan sebuah Kapal yang sangat besar yang mampu mengangkut 2.224 penumpang, namun juga merupakan salah satu cerita bencana  maritim yang paling mematikan sepanjang sejarah, bagaimana tidak saat itu penumpang yang tewas dalam kecelakaan tersebut berjumlah 1514 orang, atau sepertiga penumpang yang hanya selamat, disebabkan kapal tersebut hanya dilengkapi dengan sekoci yang mampu menampung 1.178 penumpang.
             Dari segi interior,  kapal ini didesain sangat mewah sekali,bahkan disebutkan sebagai kapal termewah di zaman itu, bukan hanya itu saja, para penumpangnyapun tidak sebarang orang, dimana sebagian besar penumpangnya merupakan sejumlah orang terkaya di dunia.
Kapal tersebut melambangkan kejayaan, kekuatan, kegembiaraan, kesenangan serta  kebanggaan, bahkan kapal ini digadang-gadangkan sebagian orang,  tidak akan tenggelam.  Keadaan dan situasi yang amanlah justru membuat kapal ini terlena dan berakhir di samudera yang dingin. Naas memang mengingat ini merupakan pelayaran perdana dari kapal ini dengan tujuan benua Amerika, tepatnya di kota New York.
Berguna dan dimanfaatkan ketika sudah besar
      Kisah nyata ini kemudian dituangkan dalam buku serta  diangkat kelayar lebar. Film ini tentu sangat menginspirasi sebagian besar anak-anak muda, tentang arti dan makna cinta sejati. Tidak heran film ini sering disiarkan di tv, ketika mendekati momen valentine. Penulis tidak akan menceritakan lebih jauh mengenai  kapal tersebut. Menurut penulis sebagian besar kita sudah melihat kisanya di dalam FILM yang  disutradarai oleh James Cameron.  Kehidupan kita sekarang ini diibaratkan sebagai kapal TITANIC yang bermuatan 2.224 penumpang dengan tujuan masa depan. Tentunya proses perjalanan ini, banyak hal yang kita tidak duga. seperti nilai dari nominal selembar uang pasti akan berbeda setiap zamannya. Menurut ukuran kita nominal uang sebesar Rp 500,000,000, saat ini sangat besar dan tidak akang membuat kita jatuh miskin dikemudian hari. Namun jika kita tidak menyiapkan sekoci-sekoci kecil untuk mengantisapasi hal yang akan tidak kita duga dimasa depan, maka niscaya uang sebanyak itu pasti akan membuat kerugian yang cukup besar pulah. Karena semakin besar uang  yang kita miliki semakin besarpulah kebutuhan yang akan kita penuhi.
       Tabungan kita ibaratkan sebagai sekoci-sekoci yang di tempatkan di TITANIC. Seandainya TITANIC  waktu itu dilengkapi dengan sekoci-sekoci yang banyak kemungkinan korban jiwa juga bisa  terselematkan. Perlu kita ketahui bersama dibalik kisah tragis TITANIC, bahwa banyaknya korban jiwa yang  meninggal  bukan karena bencananya tetapi karena kurangnya kesiapan dan persiapan dalam menghadapi bencana tersebut.
       Jangan biarkan kehidupan kita menderita hanya karena mengabaikan sekoci-sekoci kecil. Seberapa besar kebutuhan kehidupan kita, sebanyak itu juga sekoci-sekoci kecil yang harus kita siapkan.
  

      3. Guru untuk mendisiplinkan diri & menahan Ego

             Kata disiplin sering kali kita dengar saat kita mulai masuk Taman Kanak-kanak, disiplin berpakaian, disiplin waktu, disiplin belajar, maupun disiplin dalam kelas. Menurut Paman Google “Disiplin adalah sikap yang selalu tepat janji, sehingga orang lain mempercayainya, karena modal utama dalam berwirausaha adalah memperoleh kepercayaan dari orang lain. Disiplin berasal dari bahasa Inggris yaitu “disciple” yang berarti pengikut atau murid.
 
Menghabiskan Uang
             Menabung memiliki korelasi dengan disiplin, dimana  disiplin mengharuskan seseorang untuk berkorban atau mengorbankan ego. Ego disini bagaimana kita tidak mengikuti keinginan untuk menghamburkan dan membelanjakan uang dalam jumlah yang besar. Ketika kita menabung, kita dipaksakan harus tepat janji atau komitmen untuk menyisihkan sebagian uang kita untuk tidak kita gunakan namun kita simpan. Sikap ini tentu tidak semua orang yang mampu melakukannya. Apalagi jika orang tersebut memiliki  karakter yang royal, boros maupun konsumtif.

Seseorang yang boros ketika dia bisa menabung itu artinya seseorang mau menahan ego konsumtifnya untuk mengikuti komitmen atau janji, serta berusaha memendam keinginan untuk tidak menghabiskan uang dengan hal-hal yang tidak berguna atau dengan kata lain tidak mengikuti kebutuhan akan keinginan, melainkan keinginan akan kebutuhan.

Menurut majalah Sinergi 46 (Majalah Internal BNI),  cara mengatur dan menyiapkan dana darurat/tabungan adalah sebagai berikut;

Alokasi Rutin dari gaji setiap bulan
Kita bisa membuka rekening tabungan khusus dana darurat, dimana setoran uangnya dapat diambil dari gaji rutin/penghasilan tiap bulan misalnya 10% dari gaji kita, hingga memenuhi jumlah ideal minimal yang dibutuhkan

Ambil sebagian THR
Jangan habiskan THR yang kita terima setiap tahunnya untuk hal-hal ynga sifatnya konsumtif. Sebagian harus dialokasikan ketabungan.

Tampung Bunga Deposito
Bunga deposito anda juga dimasukan ke pos rekening dana darurat sampai terpenuhi jumlah ideal dana darurat. Jika kita memiliki kelebihan dana sebaiknya disimpan di bank untuk di blokir sementara dalam jangka waktu (tenor) tertentu. Pihak bank akan memberikan suku bunga yang lebih tinggi dibanding tabungan pada reguler. Justru dengan deposito kita diajarkan arti dari menabung itu sendiri. Masing-masing bank menetapkan suku bunga berbeda khusus deposito, dimana acuannya adalah suku bunga yang ditetapkan oleh Bank Indonesia

Sisihkan Jasa Produksi/Bonus
Jika kita memiliki uang tambahan yang didapat dari hasil usaha maupun bonus yang kita dapatkan, jangan dihabiskan untuk berbelanja kebutuhan yang sifatnya kesenangan. Untuk gaya hidup siapapun pasti tidak bisa memenuhinya, namun untuk biaya hidup pasti berkecukupan.

Tampung Uang Receh/Uang Kembalian
Ketika kita berbelanja dimana saja, terkadang kita menerima  uang kembalian berbentuk koin atau uang kertas dengan nominal kecil. Manfaatkan uang koin tersebut untuk dialokasikan ketabungan untuk. Penulis memiliki 2 celengan, yang satu untuk uang koin pecahan Rp 1.000, Rp 100,-  dan yang satunya lagi khusus untuk uang kertas pecahan Rp 10.000,- Rp 1.000,-


“Jangan Menabung dari apa yang tersisa setelah berbelanja, tapi berbelanjalah dari yang tersisa setelah anda menabung”  


(#JLD)



date Jumat, 10 Juni 2016

0 komentar to “RAHASIA BANK YANG PATUT DIKETAHUI MENGENAI TABUNGAN”

Leave a Reply:

Kenalan yah teman-teman

Foto saya
Palu, Sulawesi-Tengah, Indonesia
Keingintahuan akan pengetahuan